Ribuan warga Ambon di Bali setiap hari mengirim SMS ke sanak keluarga mereka berisi ajakan agar tidak terprovokasi dan terus menciptakan perdamaian. Sejak konflik sosial pecah di tanah Ambon Manise pada 11 September 2011, warga yang merantau di Bali, terus dicekam kegelisahan karena khawatir bakal meluas.
”Sejak kerusuhan pecah, kami telah meminta seluruh warga asal Maluku yang ada di Bali setiap jam 11 malam untuk berdoa bersama dan kirim SMS untuk menciptakan perdamaian," kata Ketua Umum Ikatan Keluarga Maluku (IKEMA) di Bali Samuel Uruilal di Denpasar, Selasa malam (13/9/2011).
Mereka sangat cemas dengan kondisi keluarga di Ambon, karena trauma dengan kejadian tahun 1999, sehingga setiap saat memantau lewat SMS atau telepon. Tidak hanya itu, IKEMAL langsung menggelar pertemuan guna menyikapi konflik di Ambon.
Dijelaskan Samuel, selain terus berdoa agar kemelut di Ambon bisa berakhir, IKEMAL yang menaungi sekira 1250 KK atau 4500 orang itu, juga mengeluarkan pernyataan sikap.
Saat memimpin doa dan pembacaan pernyataan sikap dihadiri para wakil dari warga Muslim dan Kristen yang ada di Bali. Tampak ikut dalam aksi doa dan keprihatinan itu Haji Arif Lontor, Yulianus H Laiskodat (Sekum) dan Uwar Udin (Ketua II).
"Ada empat pernyatan sikap kami, pertama kerusuhan di Ambon 11 September itu, kami masyarakat Bali asal Ambon mendukung upaya aparat keamanan dan Pemda Maluku dalam menciptakan kerukunan, perdamaian basudara gandong di Ambon-Maluku," tegas Samuel.
Selain itu, IKEMAL juga senantiasa berdoa agar Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberi hikmad agar usaha Pemda Maluku bisa segera terwujud.
Juga kepada Basudara di Bali jangan terprovokasi dengan isu-isu yang mau memecah belah kesatuan dan persekutuan. "Kehidupan orang basudara untuk saling memikul bersama beban demi katong Satu Gandong, Satu Hati dan satu Jantong. Katong cinta Damai dan anti kekerasan," tegasnya lagi.
Hal sama disampaikan Arif Lontor, IKEMAL juga melarang warga yang akan pergi ke Ambon dengan tujuan untuk pengerahan fisik, karena hal itu akan bisa memperkeruh keadaan.
Sebenarnya, warga Ambon di Bali, siap untuk mengirimkan bantuan seperti obat-obatan atau kemanusiaan lainnya, hanya saja saat ini masih menunggu perintah dari Pemda Maluku.
"Kami sangat berharap pemerintah Maluku dan aparat di sana secepatnya bisa untuk menjaga Ambon kondusif dan terpelihara," katanya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar